Minggu, 19 Agustus 2012

KESUKSESAN ATAU KEGAGALAN TERGANTUNG SIKAP DAN PILIHAN KITA

Hari pertama Idul Fitri, setelah Sholat Ied dan acara Syawalan di kampung, kami sekeluarga pergi berkunjung ke rumah teman mengaji kami untuk keperluan silaturahmi dan saling member maaf seperti yang sudah menjadi tradisi muslim di Indonesia, khususnya di Jawa. Jarak dari rumah kami ke rumah teman kami tersebut kira-kira 15 km, kurang lebih 30 menit perjalanan menggunakan sepeda motor. Kami berempat; saya, istri, putra kami yang berumur 12 tahun, dan putri kami yang berumur 4 tahun, naik sepeda motor Honda Matic yang bernama Spacy yang cukup besar buat kami berempat (nggak promosi lho). Putri kami memakai pakaian muslim lengkap dengan kerudung plus asesori kerudung berupa tali pengikat kerudung bermotif bunga.


Pada pukul 12 siang hari, kami berpamitan pulang. Pada saat itu cuaca begitu panas sehingga tidak sabar rasanya ingin segera tiba di rumah. Pada saat kami telah menempuh jarak sekitar 10 km (kurang-lebih 5 km dari rumah kami), kami baru menyadari bahwa asesori kerudung milik putri kami sudah tidak ada di kepalanya. Saya menanyakan kepada istri apakah ada kemungkinan tidak terbawa alias ketinggalan di rumah teman? Istri memastikan bahwa dia telah memakaikannya di kepala putri kami. Jika memang demikian, berarti kesimpulannya hanya satu, yaitu bahwa asesori kerudung putri kami telah lepas terbawa angin dan jatuh di jalan. Yang menjadi permasalahan adalah kami tentu saja tidak mengetahui di mana persisnya lokasi jatuhnya.



Pada saat itu kami sempat bingung menentukan keputusan yang akan kami ambil; apakah kami harus kembali untuk mencari asesori kerudung tersebut ataukah kami biarkan saja hilang, toh kan hanya asesori kerudung. Istri ngotot untuk membiarkan saja asesori kerudung itu hilang. Boros bensin dan cuaca panas katanya. Masuk akal juga argumentasinya. Tetapi entah mengapa saya ngotot untuk tetap mencari padahal terus terang pada saat itu saya tidak yakin akan bisa menemukan asesori kerudung putri kami tersebut.



Akhirnya kami susuri lagi jalan yang sebelumnya kami lalui, dengan pelan-pelan dan hati-hati sambil mata kami tidak lepas menatap ke depan dan ke samping kanan dan kiri. Usaha kami tidak sia-sia, Alhamdulillah kami dapat menemukan asesori kerudung putri kami, tergeletak di jalan. Mungkin upaya ini tidak sebanding dengan bensin yang harus dikeluarkan untuk mencarinya, tetapi rasanya sangat puas dan saya merasa mendapat pencerahan.



Dari kejadian ini, saya mendapatkan pencerahan, yaitu:
Asesori kerudung yang jatuh adalah perlambang adanya kegagalan. Pilihan untuk tidak mencarinya adalah perlambang keputusasaan dan sikap mudah menyerah ketika menemui kegagalan.  Apabila sikap ini yang diambil, konsekuensinya asesori kerudung TIDAK AKAN pernah ditemukan. Putus asa dan mudah menyerah jelas tidak akan dapat mengatasi kegagalan. Sedangkan pilihan untuk mencarinya adalah perlambang kesabaran dan sikap pantang menyerah ketika menemui kegagalan. Apabila sikap ini yang diambil, konsekuensinya kerudung MUNGKIN dapat ditemukan. Sabar dan pantang menyerah jelas akan membuka peluang meraih keberhasilan

Jelaslah bagi kita semua bahwa sikap putus asa dan mudah menyerah akan menutup jalan menuju keberhasilan. Sedangkan sikap sabar dan pantang menyerah akan membuka jalan menuju keberhasilan. Sikap mana yang akan anda pilih?